0 Comments

JAKARTA, incahospital.co.id –  Hoarding Disorder adalah gangguan mental yang ditandai oleh kesulitan ekstrem dalam membuang atau melepaskan barang-barang, terlepas dari nilai sebenarnya. Gangguan ini bukan sekadar kebiasaan mengoleksi; ini adalah kondisi yang bisa merusak kualitas hidup seseorang secara signifikan.

Mengenal Hoarding Disorder dan Ciri-Cirinya

Penderita penyakit ini memiliki dorongan emosional yang kuat untuk menyimpan barang, bahkan jika barang tersebut tampak tidak berguna bagi orang lain. Mereka percaya bahwa suatu saat nanti barang itu akan berguna, atau merasa terikat secara emosional dengan objek tersebut. Hal ini bisa memicu akumulasi barang dalam jumlah besar di rumah hingga mengganggu fungsi normal ruang tinggal.

Penyebab dan Faktor Risiko

Meskipun penyebab pasti Hoarding Disorder belum diketahui, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini:

  • Riwayat keluarga: Adanya anggota keluarga dengan perilaku serupa dapat meningkatkan risiko.
  • Peristiwa traumatis: Kehilangan orang tercinta, perceraian, atau kejadian stres berat.
  • Kondisi kesehatan mental lainnya: Termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

Gejala dan Tanda Hoarding Disorder yang Perlu Diwaspadai

Hoarding Disorder

Beberapa gejala umum dari Hoarding Disorder meliputi:

  • Kesulitan membuang barang, bahkan yang tak bernilai.
  • Perasaan cemas atau marah ketika diminta untuk merapikan atau membuang barang.
  • Penumpukan barang di rumah yang menghalangi penggunaan normal ruang, seperti dapur atau tempat tidur.
  • Kesulitan membuat keputusan karena takut membuat kesalahan.

Dampak Serius pada Kehidupan

Gangguan Hoarding Disorder ini bisa berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan seseorang. Rumah yang penuh sesak bisa membahayakan keselamatan penghuni karena risiko kebakaran, jatuh, dan infeksi. Dari sisi sosial, penderita sering merasa malu mengundang orang lain ke rumah, yang bisa menyebabkan isolasi sosial.

Diagnosis dan Penanganan pada Pasien Hoarding Disorder

Diagnosis dilakukan oleh profesional kesehatan mental melalui wawancara klinis dan observasi perilaku. Penanganannya melibatkan:

  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Membantu penderita mengenali dan mengubah pola pikir yang tidak sehat.
  • Terapi Keluarga: Mendukung proses pemulihan dengan membangun komunikasi yang sehat.
  • Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, antidepresan mungkin diresepkan untuk mengatasi gejala kecemasan atau depresi yang menyertai.

Peran Keluarga dalam Menangani Penyitas Hoarding Disorder

Lingkungan sosial sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan. Dukungan dari keluarga dan teman dapat memberikan motivasi positif. Namun, pendekatan yang penuh empati lebih efektif daripada tekanan atau kritik.

Hoarding dan Kesehatan

Meski Hoarding Disorder adalah gangguan mental, ia memiliki dampak nyata terhadap kesehatan fisik. Ruangan yang sesak dan kotor bisa meningkatkan risiko penyakit, serta memperburuk kondisi medis yang sudah ada. Oleh karena itu, penanganan holistik sangat diperlukan.

Kesimpulan

Hoarding Disorder adalah kondisi kompleks yang memerlukan perhatian serius. Mengenali gejalanya lebih awal dan mendapatkan bantuan profesional bisa membuat perbedaan besar dalam kehidupan penderita. Kita semua bisa menjadi bagian dari solusi dengan menciptakan lingkungan yang suportif dan terbuka terhadap isu kesehatan mental.

Baca juga artikel menarik lainnya seputar Transfusi Darah: Penyelamat Nyawa dalam Sekejap

Author

Related Posts