Epilepsi adalah masalah otak yang menyebabkan seseorang bisa mengalami kejang. Saat kejang, otak mengirimkan sinyal listrik dengan cara tidak biasa. Hal ini bisa membuat tubuh bergerak sendiri, pandangan kosong, atau bahkan hilang kesadaran. Meski terdengar serius, epilepsi bukan penyakit yang menular dan bukan tanda orang gila. Banyak orang dengan epilepsi bisa hidup normal jika mendapat perawatan yang tepat. Di dunia Kesehatan, pemahaman ini membantu menghilangkan rasa takut dan kesalahpahaman.
Jenis-jenis epilepsi
Epilepsi terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan bagaimana kejang terjadi. Pertama, kejang yang muncul dari satu bagian otak. Gejalanya bisa ringan, seperti tubuh bergetar sedikit di satu bagian. Kedua, kejang yang terjadi di seluruh otak sekaligus. Biasanya tubuh akan kaku, lalu kejang berjalan panjang di banyak bagian tubuh. Ketiga, ada tipe yang penyebabnya sulit diketahui, dan sering muncul pada anak-anak. Mengetahui jenisnya penting supaya obat yang dipakai sesuai.
Gejala umum epilepsi
Gejala epilepsi beragam. Beberapa orang akan merasakan tanda awal, seperti melihat cahaya aneh, mendengar suara yang tidak nyata, atau merasa pusing sebelum kejang. Ada juga yang tiba-tiba tubuhnya kaku, lalu mulai bergerak-gerak sendiri. Saat kejang, seseorang bisa kehilangan kesadaran dan tidak bisa mengontrol tubuhnya. Setelah kejang selesai, biasanya akan muncul rasa lelah, bingung, atau sakit kepala. Karena gejala bisa berbeda-beda, penting untuk mencatat apa yang terjadi sebelum, saat, dan setelah kejang.
Kapan harus ke dokter?
Jika seseorang pernah mengalami kejang tanpa sebab yang jelas, misalnya tidak sedang demam atau tidak terpukul, sebaiknya segera periksa ke dokter. Kejang sekali saja sudah cukup untuk dicari penyebabnya. Dokter akan menanyakan saat kejang, berapa lama, dan apa saja yang dirasakan. Jika kejang terjadi lebih dari sekali tanpa alasan jelas, ini tanda kuat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jangan tunggu lama, karena penanganan cepat bisa mencegah kejang berulang.
Bagaimana cara dokter memeriksa?
Pertama, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan secara lengkap. Misalnya, apakah pernah kena benturan di kepala, mengalami infeksi berat, atau ada anggota keluarga yang punya epilepsi. Kemudian, dokter akan melakukan alat EEG (elektroensefalografi). Alat ini merekam sinyal listrik otak. Dengan EEG, dokter bisa lihat bagian mana otak yang kejang. Dokter juga boleh menyarankan scan kepala, misalnya CT scan atau MRI, untuk melihat apakah ada struktur otak yang bermasalah, seperti jaringan parut atau tumor kecil.
Penyebab dan faktor yang memicu kejang
Banyak hal bisa jadi penyebab epilepsi. Beberapa orang kena benturan hebat di kepala saat kecelakaan atau terjatuh. Infeksi otak, seperti meningitis, juga bisa menyebabkan jaringan otak rusak dan memicu kejang. Ada yang lahir dengan otak yang sedikit berbeda bentuknya. Beberapa orang lain punya riwayat keluarga yang juga punya epilepsi. Selain itu, ada faktor yang bisa memicu kejang kalau sedang memang punya epilepsi, misalnya kurang tidur, stres berat, atau minum alkohol terlalu banyak.
Pengobatan untuk epilepsi
Obat adalah cara utama untuk menghentikan atau mengurangi kejang. Dokter biasanya akan memberi satu jenis obat dulu dan melihat apakah kejang berhenti. Jika obat pertama tidak cukup, dokter bisa menambah obat kedua atau mengganti dengan obat lain. Yang penting adalah minum obat sesuai resep. Bila lewat batas waktu minum obat, risiko kejang bisa meningkat.
Jika seseorang tetap sering kejang walau sudah minum obat yang benar, dokter bisa mempertimbangkan operasi. Operasi bertujuan mengangkat bagian otak kecil yang jadi pemicu kejang. Cara ini hanya dilakukan jika kejang datang dari satu titik dan titik itu bisa diangkat tanpa mengganggu fungsi otak lain yang penting.
Cara hidup dengan epilepsi
Orang dengan epilepsi perlu menata gaya hidup sehari-hari. Pertama, jaga waktu tidur. Tidur cukup setiap malam membantu mengurangi risiko kejang. Kedua, makan makanan sehat. Tubuh yang sehat akan membantu otak bekerja lebih stabil. Ketiga, hindari minuman beralkohol. Alkohol bisa membuat obat kejang tidak bekerja dengan baik dan menaikkan risiko kejang. Keempat, berolahraga ringan seperti jalan kaki atau bersepeda santai. Olahraga membantu tubuh tetap fit tanpa membuat otak terlalu banyak stres.
Pertolongan pertama saat kejang
Jika melihat seseorang kejang:
- Tenangkan diri dan jangan panik.
- Letakkan orang itu di lantai atau tempat aman. Hindari dia jatuh atau terbentur benda keras.
- Longgarkan pakaian di bagian leher agar napas lebih bebas.
- Letakkan bantal tipis atau pakaian dilipat di bawah kepala.
- Jangan memasukkan sesuatu ke mulutnya, seperti sendok atau tangan.
- Setelah kejang berhenti, biarkan ia berbaring miring agar air liur bisa keluar dan jalan napas tidak tersumbat.
- Jika kejang lebih dari 5 menit, atau ia tidak sadar setelah kejang berhenti, segera bawa ke rumah sakit.
Cara ini membantu mengurangi risiko cedera dan memberi ruang agar pernapasan tidak terhambat.
Dukungan keluarga dan teman
Orang dengan epilepsi juga butuh dukungan dari orang terdekat. Ceritakan bagaimana cara membantu bila ia kejang. Jika ia sedang tidak sadar, teman dan keluarga harus tahu pertolongan pertama. Selain itu, dukungan untuk datang ke dokter dan minum obat tepat waktu sangat penting.
Stigma sering membuat orang dengan epilepsi merasa malu. Oleh karena itu, keluarga dan teman perlu memberi semangat, mendengarkan keluhannya, dan menemaninya untuk kegiatan sehari-hari. Dengan dukungan, penderita epilepsi lebih percaya diri dan tidak merasa sendirian.
Mengurangi kesalahpahaman umum
Masih banyak orang yang salah paham soal epilepsi. Beberapa berpikir kejang berarti orang itu kesurupan atau kena kutukan. Padahal, kejang hanya reaksi otak yang tidak biasa. Orang dengan epilepsi juga tidak akan mendadak hilang kendali saat bekerja atau belajar jika obatnya teratur. Edukasi sederhana, seperti memberi tahu teman atau tetangga tentang fakta epilepsi, bisa mengurangi rasa takut.
Kapan harus waspada?
Sebaiknya segera ke rumah sakit jika:
- Kejang berlangsung lebih dari 5 menit tanpa berhenti.
- Kejang muncul berturut-turut tanpa sadar di antaranya.
- Setelah kejang, orang tersebut susah bernapas atau tidak sadar selama lebih dari 5 menit.
- Kejang terjadi setelah cedera kepala yang parah.
- Suhu tubuh sangat tinggi saat kejang.
Kasus di atas butuh penanganan cepat untuk mencegah kerusakan otak dan kondisi berbahaya lain.
Kesimpulan
Epilepsi bisa terjadi pada siapa saja. Namun, dengan mengenali gejala, memahami penyebab, dan menerapkan cara hidup yang mendukung kondisi Kesehatan otak, kejang dapat dikontrol. Obat yang teratur dan perawatan yang tepat membuat banyak orang bisa menjalani hidup normal. Keluarga dan teman juga punya peran besar dengan memberi dukungan serta pengetahuan yang benar. Selalu berkonsultasi dengan dokter bila ada pertanyaan atau kejang berulang.
Bacalah artikel lainnya: Kerongkongan: Gerbang Utama Pencernaan Lancar