Jakarta, incahospital.co.id – Kesehatan masyarakat modern tidak bisa dilepaskan dari vaksinasi dasar. Sejak bayi lahir, sistem imun mereka belum sepenuhnya matang. Di sinilah vaksin bekerja—sebagai perisai pertama melawan penyakit menular yang bisa mengancam jiwa.
Bayangkan seorang bayi bernama Aruna, lahir sehat di sebuah rumah sakit di Surabaya. Dari hari-hari pertamanya, dokter sudah memberi jadwal vaksinasi. Bagi orang tuanya, mungkin terasa melelahkan: ada suntikan di usia 1 bulan, 2 bulan, hingga balita. Tapi kenyataannya, setiap tetes vaksin itu adalah investasi jangka panjang untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, difteri, atau campak.
Vaksinasi dasar bukan hanya urusan individu, tapi juga masyarakat. Konsepnya dikenal dengan istilah herd immunity. Semakin banyak orang yang divaksin, semakin kecil kemungkinan penyakit menular menyebar. Ini sebabnya vaksinasi jadi salah satu program kesehatan wajib di Indonesia.
Sejarah dan Perjalanan Vaksinasi Dasar di Indonesia
Indonesia punya sejarah panjang dalam vaksinasi.
-
1950-an: Pemerintah memulai program vaksinasi polio dan cacar.
-
1974: Indonesia resmi mengadopsi Expanded Programme on Immunization (EPI) dari WHO.
-
1980-an: Program imunisasi dasar lengkap mulai digalakkan, termasuk BCG, DPT, polio, dan campak.
-
2000-an: Vaksin hepatitis B masuk ke dalam daftar imunisasi dasar.
-
2010-an hingga kini: Vaksinasi semakin diperluas dengan Haemophilus influenzae tipe B (Hib), rotavirus, dan vaksin kombinasi lainnya.
Setiap dekade, daftar vaksinasi dasar diperluas sesuai perkembangan ilmu medis dan kebutuhan kesehatan masyarakat.
Jenis Vaksinasi Dasar di Indonesia
Menurut Kementerian Kesehatan, vaksinasi lengkap biasanya mencakup:
-
BCG – mencegah tuberkulosis.
-
Polio – mencegah kelumpuhan akibat polio.
-
DPT-HB-Hib – kombinasi untuk difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan infeksi Hib.
-
Campak/Rubella (MR) – melindungi dari penyakit campak dan rubella.
Selain itu, ada pula vaksin tambahan yang sering dianjurkan: rotavirus, pneumokokus (PCV), influenza, dan varisela.
Contoh kasus nyata: pada 2017, Indonesia menghadapi wabah difteri. Salah satu penyebabnya adalah banyak anak yang tidak mendapat vaksinasi dasar lengkap. Kejadian ini kembali menegaskan bahwa vaksin bukan sekadar formalitas, tapi kebutuhan vital.
Manfaat Vaksinasi Dasar
Vaksinasi dasar punya dampak luas, baik untuk individu maupun masyarakat.
-
Mencegah Penyakit Berat. Anak yang divaksin cenderung lebih terlindungi dari komplikasi berbahaya.
-
Mengurangi Angka Kematian Anak. WHO mencatat, vaksinasi mencegah jutaan kematian setiap tahunnya.
-
Menghemat Biaya Kesehatan. Lebih murah mencegah daripada mengobati penyakit berat.
-
Membangun Generasi Sehat. Anak yang sehat bisa tumbuh optimal, belajar lebih baik, dan berkontribusi bagi bangsa.
Sebuah penelitian kesehatan di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat imunisasi dasar lengkap berbanding lurus dengan turunnya angka gizi buruk dan stunting. Sebab, anak yang sering sakit lebih rentan mengalami hambatan pertumbuhan.
Tantangan Vaksinasi Dasar di Indonesia
Meski penting, vaksinasi dasar tidak selalu mulus pelaksanaannya.
-
Kesenjangan Akses. Di daerah terpencil, distribusi vaksin sering terkendala jarak dan infrastruktur.
-
Hoaks dan Misinformasi. Media sosial kadang dipenuhi informasi salah soal vaksin, membuat orang tua ragu.
-
Keterbatasan Tenaga Kesehatan. Beberapa puskesmas kewalahan dengan jumlah anak yang harus divaksin.
-
Respon Sosial Budaya. Ada daerah yang menolak vaksin dengan alasan tradisi atau agama, meski sebenarnya MUI sudah menegaskan vaksinasi hukumnya boleh.
-
Pandemi COVID-19. Fokus besar pada vaksin corona sempat membuat cakupan vaksinasi dasar menurun di beberapa daerah.
Misalnya, di Nusa Tenggara Timur, petugas kesehatan harus berjalan kaki berjam-jam melewati bukit untuk membawa vaksin ke desa. Tantangan infrastruktur seperti ini nyata dan menjadi cerita heroik di balik suksesnya program vaksinasi dasar.
Peran Mahasiswa dan Generasi Muda dalam Edukasi Vaksinasi
Menariknya, mahasiswa juga punya peran penting dalam menyuarakan pentingnya vaksinasi dasar.
-
Mahasiswa kedokteran sering terjun langsung dalam program imunisasi di desa.
-
Mahasiswa komunikasi bisa membantu membuat kampanye kreatif melawan hoaks vaksin.
-
Mahasiswa teknologi informasi dapat mengembangkan aplikasi pencatatan vaksinasi digital.
Contoh nyata datang dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di beberapa universitas. Mahasiswa ikut membantu puskesmas setempat mencatat jadwal imunisasi bayi dan balita, sekaligus memberi edukasi kepada orang tua tentang manfaat vaksinasi dasar.
Vaksinasi Dasar dan Masa Depan Kesehatan Indonesia
Ke depan, vaksinasi dasar di Indonesia masih akan berkembang. Beberapa tren yang diperkirakan:
-
Integrasi Digital. Aplikasi Kemenkes seperti PeduliLindungi yang semula dipakai untuk COVID-19, kini diperluas ke imunisasi anak.
-
Vaksin Baru. Dengan riset kedokteran, vaksinasi dasar mungkin akan mencakup lebih banyak penyakit.
-
Pendekatan Komunitas. Edukasi vaksinasi akan lebih menekankan pada dialog dengan masyarakat, bukan sekadar instruksi pemerintah.
-
Kolaborasi Internasional. Indonesia bekerja sama dengan WHO dan UNICEF untuk memperluas cakupan vaksinasi.
Tujuannya sederhana tapi fundamental: menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global.
Kesimpulan: Vaksinasi Dasar adalah Investasi Masa Depan
Vaksinasi dasar bukan hanya suntikan kecil di lengan bayi. Ia adalah langkah besar untuk melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya, mengurangi angka kematian, dan memperkuat ketahanan kesehatan bangsa.
Tantangan memang ada—mulai dari hoaks, infrastruktur, hingga akses di daerah terpencil. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, mahasiswa, hingga masyarakat, vaksinasi dasar bisa terus diperluas dan diperkuat.
Seorang dokter anak pernah berkata: “Setiap vaksin yang diberikan hari ini, adalah janji bahwa generasi besok bisa hidup lebih sehat.”
Dan janji itu, adalah warisan terbaik yang bisa diberikan sebuah bangsa kepada anak-anaknya.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Kesehatan
Baca Juga Artikel Dari: Hidrasi Tubuh: Rahasia Kesehatan yang Sering Diremehkan