Aku ingat pertama kali mendengar kata “sinestesia” dari seorang teman yang bilang, “Aku bisa ‘melihat’ musik sebagai warna.” Awalnya aku pikir dia bercanda, atau mungkin pakai metafora. Tapi dia bersikeras: nada C terdengar kuning, huruf A berwarna merah, dan hari Rabu punya rasa seperti mint. Aku langsung penasaran.
Setelah riset sana-sini, akhirnya aku menemukan bahwa dia nggak gila. Dia termasuk dalam kelompok kecil manusia yang mengalami sinestesia—sebuah fenomena neurologis langka, di mana indra manusia saling tumpang tindih. Dan sejak itu, aku jadi sangat tertarik menggali lebih dalam tentang bagaimana otak manusia bisa “bermain silang” dengan indra.
Melalui artikel ini, aku ingin berbagi semua yang telah kupelajari tentang sinestesia: apa itu sebenarnya, jenis-jenisnya, pengalaman unik para penderitanya, hingga bagaimana dunia seni dan sains menanggapinya.
Apa Itu Sinestesia?
Secara harfiah, kata synesthesia berasal dari bahasa Yunani:
-
“syn” = bersama
-
“aisthesis” = sensasi atau persepsi
Jadi sinestesia berarti persepsi bersama—kondisi di mana stimulasi pada satu indra secara otomatis menghasilkan persepsi di indra lain. Contohnya:
-
Mendengar suara lalu melihat warna
-
Melihat angka dan merasa tekstur
-
Membaca huruf dan merasakan rasa makanan
Ini bukan khayalan atau ilusi. Buat orang dengan sinestesia, pengalaman ini sangat nyata dan terjadi secara konsisten sepanjang hidup.
Sinestesia Itu Bawaan atau Bisa Dilatih?
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa sinestesia adalah kondisi bawaan kesehatan sejak lahir, meski sering baru disadari saat remaja atau dewasa. Beberapa penelitian bahkan menyebut sinestesia bisa bersifat genetik dan diturunkan dalam keluarga.
Namun, ada juga studi yang menyebut pengalaman atau pelatihan berulang dapat menimbulkan efek mirip sinestesia. Misalnya, musisi yang terbiasa mengasosiasikan nada dengan warna bisa menciptakan hubungan neurologis tertentu—meski tidak seotentik sinestesia bawaan.
Buatku pribadi, aku jadi mikir: berapa banyak dari kita yang sebenarnya punya potensi sinestetik tapi belum menyadarinya?
Jenis-Jenis Sinestesia
Ada lebih dari 60 jenis sinestesia yang telah diidentifikasi, tapi berikut ini beberapa yang paling umum dan menarik:
1. Grapheme–Color Synesthesia
Jenis paling umum. Orang dengan kondisi ini akan melihat huruf, angka, atau kata dalam warna tertentu. Misalnya:
-
Huruf A = merah
-
Angka 5 = biru
-
Kata “Senin” = ungu
Yang unik, tiap orang punya kombinasi yang berbeda—tidak ada aturan baku.
2. Chromesthesia
Ini favoritku: mendengar suara lalu melihat warna. Banyak musisi seperti Pharrell Williams atau Duke Ellington mengaku mengalami ini. Setiap nada atau instrumen memunculkan spektrum warna tertentu di “mata batin” mereka.
3. Lexical–Gustatory Synesthesia
Salah satu yang paling langka. Kata-kata tertentu memicu rasa di lidah. Misalnya, mendengar kata “pohon” lalu merasa ada rasa cokelat pahit.
4. Mirror-Touch Synesthesia
Kalau orang lain disentuh, kamu ikut merasakan sentuhan itu di tubuhmu. Bayangkan kamu melihat seseorang tersandung, dan kamu benar-benar merasa sakit di lutut.
5. Number Form Synesthesia
Melihat angka dalam bentuk spasial. Misalnya angka 1 sampai 10 tersusun naik melingkar seperti tangga spiral.
6. Personification Synesthesia
Huruf atau angka punya kepribadian. Contohnya: angka 7 itu “sombong”, huruf J itu “ceria”.
Aku sempat ikut tes online dan menemukan bahwa aku mungkin punya bentuk ringan dari grapheme-color synesthesia. Misalnya, aku selalu merasa hari Minggu itu oranye cerah—dan ternyata aku bukan satu-satunya.
Apa Rasanya Mengalami Sinestesia?
Buat orang biasa seperti aku, sulit membayangkan bagaimana rasanya “melihat musik” atau “mendengar warna”. Tapi berdasarkan wawancara dingdongtogel dan catatan orang yang mengalaminya, sinestesia terasa sangat alami. Mereka tidak bisa membayangkan hidup tanpa pengalaman tersebut.
Salah satu responden menggambarkan:
“Setiap nada piano punya warna yang muncul di kepala saya. Nada D mayor seperti kilau biru es, sedangkan G minor agak gelap dan berbulu lembut.”
Menariknya, sinestesia tidak mengganggu kehidupan. Bahkan banyak yang merasa ini adalah kelebihan, bukan gangguan.
Apa Penyebab Sinestesia?
Masih belum ada jawaban pasti, tapi para ahli saraf meyakini sinestesia terjadi karena koneksi berlebih antar area otak yang memproses sensorik. Saat satu indra aktif, sinyalnya menyebar ke area lain dan menciptakan persepsi tambahan.
Misalnya:
-
Mendengar musik → mengaktifkan area auditori
-
Tapi pada sinestesia, sinyal ini juga menyebar ke area visual → muncullah warna
Beberapa teori lain menyebut bahwa semua bayi mungkin lahir dengan sinestesia, tapi koneksi ini “dipangkas” seiring tumbuh dewasa. Namun pada orang tertentu, koneksi ini tetap aktif.
Sinestesia dalam Dunia Seni dan Kreativitas
Banyak seniman, musisi, dan penulis yang mengalami sinestesia dan menjadikannya sumber inspirasi. Beberapa di antaranya:
-
Kandinsky: Pelukis Rusia yang menciptakan lukisan berdasarkan warna dari suara musik
-
Pharrell Williams: Mengaku melihat warna saat mendengar melodi
-
Billy Joel: Melihat warna tergantung pada kunci nada yang ia mainkan
-
Vincent van Gogh: Diduga memiliki bentuk sinestesia warna-melodi
Di dunia modern, seniman bahkan mulai membuat instalasi seni multisensorik berdasarkan pengalaman sinestetik. Ini menunjukkan bahwa sinestesia bukan gangguan, tapi anugerah neurologis yang memperkaya ekspresi seni.
Sebuah artikel dari Scientific American menjelaskan bahwa seniman sinestetik cenderung lebih kreatif karena mereka menggabungkan persepsi lintas indra dalam proses penciptaan.
Apakah Sinestesia Bisa Didiagnosis?
Tidak ada tes medis formal, tapi para peneliti mengembangkan metode seperti:
-
Konsistensi Tes: Orang dengan sinestesia selalu merespons sama dari waktu ke waktu. Misalnya, angka 4 selalu merah. Seseorang yang berpura-pura biasanya tidak konsisten.
-
fMRI Scan: Pemindaian otak bisa menunjukkan aktivasi silang antara area otak yang berbeda.
Kamu bisa coba tes online seperti Synesthesia Battery yang dikembangkan oleh para peneliti psikologi. Tapi tentu, diagnosis resmi tetap harus melalui studi lanjutan.
Hubungan Sinestesia dengan Kondisi Lain
Beberapa studi menyebut sinestesia lebih sering ditemukan pada:
-
Orang dengan autisme spektrum ringan
-
Orang yang kidal
-
Mereka yang berprofesi di bidang seni dan musik
Namun penting diingat: sinestesia bukan penyakit mental. Tidak perlu diobati, kecuali jika sangat mengganggu fungsi sehari-hari—yang sangat jarang terjadi.
Sinestesia dalam Kehidupan Sehari-Hari
Bayangkan kamu harus membuat keputusan: kamu baca angka 8, dan merasa itu “dingin dan menenangkan”, lalu kamu memilih hari ke-8 untuk ujian. Atau kamu susun lagu berdasarkan “kombinasi warna” yang muncul di pikiran.
Buat orang sinestetik, hidup adalah pengalaman sensorik yang berlapis-lapis. Mereka belajar, bekerja, bahkan bermimpi dengan indra yang tidak biasa.
Aku pernah bertanya pada seorang teman: “Apa rasanya hidup dengan sinestesia?” Dia jawab,
“Bayangkan semua hal dalam hidupmu punya warna, rasa, dan suara tersendiri. Tapi bukan gangguan—melainkan harmoni kecil di kepala.”
Sinestesia Buatan: Bisa Nggak?
Beberapa eksperimen mencoba menstimulasi otak dengan teknik neuroplasticity atau konsumsi halusinogen ringan untuk menciptakan efek sinestetik. Namun hasilnya tidak permanen dan belum tentu aman.
Satu-satunya “sinestesia buatan” yang aku percaya adalah latihan kreatif: melatih anak-anak untuk mengaitkan angka dengan warna, misalnya, atau belajar musik dengan pendekatan visual. Meski bukan sinestesia sejati, ini bisa jadi sarana belajar yang menyenangkan.
Penutup: Dunia yang Lebih Berwarna di Kepala Mereka
Sinestesia adalah salah satu contoh luar biasa dari keunikan otak manusia. Kita sering menganggap pengalaman sensorik sebagai hal yang linier—melihat, mendengar, mencium secara terpisah. Tapi buat mereka yang sinestetik, dunia ini jauh lebih kaya, lebih kompleks, dan lebih hidup.
Aku percaya, memahami sinestesia mengajarkan kita untuk lebih menghargai keanekaragaman cara otak bekerja. Bahwa tidak ada satu cara pun yang “normal” dalam merasakan dunia. Dan siapa tahu, mungkin kamu juga punya bentuk sinestesia tersembunyi yang belum kamu sadari?
Hati-hati dengan penyakit ini juga: Cystitis: Infeksi Kandung Kemih yang Bisa Diobati