Waktu itu, saya ngobrol dengan seorang kenalan lama, Mas Arif, yang baru saja menjalani cuci darah ke-12 kalinya. Umurnya belum 40 tahun. Fisiknya tampak sehat, bahkan bugar. Tapi ternyata, ia sudah setahun bergantung pada mesin cuci darah untuk bertahan hidup. Penyebabnya? Gagal ginjal kronis.
“Awalnya cuma sering capek dan kencingnya jadi lebih sedikit,” katanya. “Saya pikir karena kerja lembur terus. Eh, ternyata ginjal saya sudah nyaris nggak berfungsi.”
Cerita Mas Arif bukan satu-satunya. Banyak orang tidak sadar bahwa ginjal mereka pelan-pelan kehilangan fungsi. Karena memang gagal ginjal sering tidak menunjukkan gejala di awal. Ia datang pelan, diam-diam, sampai akhirnya terlambat.
Itulah mengapa, pengetahuan soal penyebab gagal ginjal sangat penting. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menjadi alarm dini. Karena kalau kamu tahu penyebabnya, kamu bisa menghindarinya. Dan kalau kamu menghindarinya, kamu mungkin menyelamatkan hidupmu sendiri—atau orang yang kamu sayangi.
Fungsi Ginjal dan Kenapa Organ Ini Vital Banget
Sebelum membahas penyebab, yuk pahami dulu apa sih sebenarnya tugas ginjal?
Kita punya dua ginjal—organ kecil berbentuk kacang yang letaknya di sisi kiri dan kanan tulang belakang, tepat di bawah tulang rusuk. Walau kecil, fungsinya besar banget:
Fungsi utama ginjal:
-
Menyaring darah dan membuang limbah (racun, urea, kreatinin)
-
Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
-
Mengontrol tekanan darah melalui hormon renin
-
Menghasilkan hormon eritropoietin (merangsang produksi sel darah merah)
-
Mengaktifkan vitamin D untuk kesehatan tulang
Bayangin ginjal kayak “mesin cuci” tubuh. Kalau rusak, racun menumpuk. Darah jadi kotor. Tubuh mulai menunjukkan gejala—tapi sayangnya, itu sering muncul saat kerusakan sudah parah.
Makanya penting banget tahu apa saja yang bisa bikin ginjal pelan-pelan rusak.
Penyebab Gagal Ginjal Kronis—Yang Sering Diabaikan
Gagal ginjal dibagi dua: akut (terjadi tiba-tiba) dan kronis (berlangsung perlahan selama bertahun-tahun). Kali ini kita fokus ke gagal ginjal kronis, karena ini yang paling sering tidak disadari.
1. Diabetes Melitus (DM)
Ini penyebab nomor satu gagal ginjal kronis di dunia, termasuk Indonesia.
-
Gula darah tinggi merusak pembuluh darah kecil di ginjal.
-
Lama-lama, ginjal kesulitan menyaring darah secara normal.
-
Bahkan, banyak penderita diabetes tidak tahu bahwa mereka juga mengalami kerusakan ginjal sampai terlambat.
Anekdot: Tante saya didiagnosis diabetes sejak usia 35, tapi abai minum obat. Baru sadar ginjalnya rusak saat mulai bengkak kaki dan pipis cuma sekali sehari.
2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Sama seperti diabetes, tekanan darah tinggi merusak arteri kecil di ginjal.
-
Aliran darah ke ginjal terganggu.
-
Ginjal tak bisa menyaring dengan optimal.
-
Hipertensi dan gagal ginjal dingdongtogel bisa saling memperparah.
3. Kebiasaan Konsumsi Obat Pereda Nyeri
Obat jenis NSAID (misalnya ibuprofen, diclofenac) bila dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang bisa merusak ginjal.
-
Banyak orang minum obat ini untuk nyeri haid, sakit kepala, pegal linu.
-
Aman bila sesekali. Tapi bila tiap minggu minum, harus hati-hati.
4. Infeksi Saluran Kemih Berulang atau Batu Ginjal
Batu ginjal yang dibiarkan bisa menyumbat saluran kencing dan menyebabkan infeksi ginjal. Begitu juga infeksi saluran kemih (ISK) berulang bisa menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras.
5. Kebiasaan Kurang Minum Air
Ini terlihat sepele, tapi kalau kamu sering dehidrasi atau kurang minum, beban kerja ginjal jadi berat. Apalagi kalau tinggal di daerah panas dan aktif bergerak.
Tips: Idealnya minum 1,5–2 liter air per hari. Jangan tunggu haus.
6. Konsumsi Suplemen dan Herbal Tak Terstandar
Beberapa suplemen dan ramuan tradisional mengandung logam berat atau bahan aktif yang sulit disaring ginjal.
-
Tidak semua herbal aman bagi ginjal.
-
Jangan anggap “alami” selalu berarti “aman”.
Gaya Hidup dan Faktor Risiko Lain yang Memicu Gagal Ginjal
Selain penyakit, ada faktor gaya hidup yang juga menyumbang kerusakan ginjal secara perlahan. Ini yang sering kali tidak disadari karena “tidak langsung terasa”.
1. Makan Terlalu Asin dan Olahan
Makanan tinggi sodium (garam) seperti mie instan, keripik, junk food, bisa:
-
Menaikkan tekanan darah
-
Membuat ginjal bekerja lebih keras
-
Memicu retensi cairan dan pembengkakan
2. Jarang Olahraga
Kurang aktivitas fisik bikin metabolisme melambat. Kolesterol naik. Berat badan melonjak. Semua ini bisa mengarah ke diabetes dan hipertensi—dua musuh utama ginjal.
3. Merokok dan Konsumsi Alkohol
Nikotin dan zat kimia dalam rokok mempersempit pembuluh darah ginjal. Alkohol berlebihan mengganggu keseimbangan elektrolit.
4. Tidur Tidak Teratur
Tidur yang buruk mengganggu sistem hormon, termasuk yang mengatur tekanan darah dan gula darah. Lagi-lagi, efeknya ke ginjal juga kena.
Anekdot: Seorang teman saya kerja di startup dengan shift tidak menentu. Selalu tidur jam 2 pagi, makan sembarangan, dan jarang olahraga. Di usia 33, hasil lab-nya menunjukkan fungsi ginjal sudah menurun. “Gak nyangka sama sekali,” katanya.
Bagaimana Mencegah Gagal Ginjal? Mulai Sekarang, Bukan Nanti
Kabar baiknya: meski banyak faktor pemicu, gagal ginjal bisa dicegah. Dan kamu gak perlu tunggu jadi pasien untuk mulai peduli.
Langkah Pencegahan yang Bisa Kamu Lakukan:
1. Cek Rutin
-
Cek tekanan darah, gula darah, dan fungsi ginjal setidaknya 1 tahun sekali.
-
Tes urine (proteinuria) dan darah (ureum, kreatinin) adalah cara sederhana mendeteksi masalah ginjal sejak awal.
2. Minum Air yang Cukup
-
Jangan tunggu haus.
-
Gunakan botol minum sebagai pengingat.
3. Batasi Garam dan Makanan Olahan
-
Baca label sodium pada kemasan makanan.
-
Kurangi makanan kalengan, frozen food, kerupuk, dan saus instan.
4. Berhenti Merokok dan Kurangi Alkohol
-
Bukan hanya ginjal, organ tubuh lain juga akan lebih sehat.
5. Olahraga Minimal 30 Menit, 3x Seminggu
-
Tidak harus berat. Jalan cepat atau naik-turun tangga pun cukup.
6. Tidur Teratur
-
Usahakan tidur cukup dan berkualitas, 6–8 jam sehari.
7. Hati-hati Konsumsi Obat
-
Jangan minum obat sembarangan. Ikuti anjuran dosis. Tanyakan pada dokter jika kamu perlu konsumsi rutin.
Anekdot inspiratif: Pak Hari, seorang pensiunan guru, mulai rajin jalan pagi dan ganti camilan asin dengan buah sejak dinyatakan pradiabetes. Dua tahun kemudian, semua hasil lab-nya normal, termasuk fungsi ginjal. “Saya gak mau tua-tua dekat mesin cuci darah,” katanya ringan.
Penutup: Sayangi Ginjalmu Sebelum Menyesal
Gagal ginjal bukan hukuman. Tapi seringkali, ia adalah hasil dari kebiasaan yang diabaikan selama bertahun-tahun.
Ginjal tidak pernah mengeluh. Ia bekerja diam-diam, 24 jam, tanpa henti. Tapi ketika ia berhenti, hidup kita bisa berubah drastis—dan selamanya.
Mulailah dari hal kecil:
-
Kurangi garam
-
Perbanyak air putih
-
Bergerak lebih aktif
-
Istirahat cukup
-
Cek kesehatan secara berkala
Ingat, menjaga ginjal bukan hanya soal menghindari cuci darah. Tapi soal menjaga kualitas hidup: bisa bekerja, jalan-jalan, menikmati makanan, dan menghabiskan waktu dengan orang tersayang—tanpa batasan mesin atau rasa sakit.
Baca Juga Artikel dari: Vaksin Dewasa Booster: Jangan Cuma Anak yang Lengkap
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Kesehatan