Jakarta, incahospital.co.id – Di sebuah kampus di Bandung, seorang mahasiswa bernama Raka sering merasa minder saat bercermin. Berat badannya naik drastis setelah pandemi karena kebiasaan ngemil tengah malam dan kurang gerak. Ketika dokter kampus menyarankan pola hidup sehat, barulah ia sadar bahwa menjaga berat badan bukan hanya soal penampilan, tapi juga kesehatan jangka panjang.
Berat badan ideal membantu mencegah berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, hingga jantung. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa obesitas menjadi salah satu faktor risiko utama kematian dini di seluruh dunia. Sebaliknya, berat badan terlalu rendah juga bisa memicu masalah, seperti kekurangan gizi, lemah daya tahan tubuh, atau gangguan hormon.
Berat badan adalah cermin gaya hidup seseorang. Apakah ia menjaga pola makan? Apakah ia aktif bergerak, Apakah ia cukup tidur? Semua itu berpengaruh. Maka menjaga berat badan bukan tentang mengikuti tren diet instan, melainkan membangun kebiasaan sehat yang konsisten.
Anekdot fiktif lain datang dari Tami, pekerja kantoran. Ia dulu sering mencoba diet ekstrem demi cepat kurus, tapi ujungnya malah sakit. Setelah belajar dari ahli gizi, ia mengubah pendekatannya: makan seimbang, olahraga ringan, dan tidur cukup. Hasilnya, berat badannya stabil dan tubuhnya terasa lebih bertenaga.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan
Agar bisa menjaga berat badan dengan baik, kita perlu tahu apa saja faktor yang memengaruhinya.
-
Asupan Kalori
Berat badan naik ketika kalori yang masuk lebih banyak daripada kalori yang dibakar. Sebaliknya, berat badan turun jika kalori defisit. -
Aktivitas Fisik
Orang yang jarang bergerak akan lebih mudah mengalami kenaikan berat badan, meski pola makannya tidak berlebihan. -
Genetik dan Metabolisme
Beberapa orang cenderung lebih mudah gemuk atau kurus karena faktor genetik. Namun, gaya hidup tetap memegang peran penting. -
Kualitas Tidur
Kurang tidur meningkatkan hormon ghrelin (pemicu rasa lapar) dan menurunkan leptin (pengatur rasa kenyang). Akibatnya, nafsu makan meningkat. -
Stres
Saat stres, sebagian orang mencari pelarian lewat makanan manis atau junk food, yang bisa meningkatkan berat badan. -
Pola Makan Harian
Kebiasaan ngemil, minum minuman manis, atau makan larut malam dapat menumpuk kalori berlebih.
Contoh nyata: survei kesehatan di Indonesia menunjukkan bahwa pola makan tinggi karbohidrat sederhana (seperti nasi putih dan gorengan) ditambah kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab utama meningkatnya kasus obesitas di kota besar.
Strategi Efektif Menjaga Berat Badan
Lalu, apa saja langkah konkret yang bisa dilakukan untuk menjaga berat badan ideal?
Pola Makan Seimbang
Perbanyak sayur dan buah.
Pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau oats.
Konsumsi protein berkualitas dari ikan, telur, atau kacang-kacangan.
Kurangi gula tambahan dan makanan olahan.
Olahraga Teratur
Minimal 150 menit olahraga ringan-moderat per minggu (jalan cepat, bersepeda, yoga).
Tambahkan latihan kekuatan untuk meningkatkan massa otot, yang membantu pembakaran kalori lebih efektif.
Atur Porsi Makan
Gunakan piring kecil agar porsi tidak berlebihan.
Biasakan makan perlahan, beri waktu otak untuk menerima sinyal kenyang.
Hindari Kebiasaan Buruk
Batasi minuman manis seperti boba atau soda.
Kurangi ngemil tengah malam.
Tidur Cukup
Tidur 7–8 jam per malam membantu menjaga keseimbangan hormon tubuh.
Kelola Stres
Coba meditasi, journaling, atau sekadar jalan-jalan santai untuk meredakan stres.
Anekdot fiktif: Fadil, mahasiswa tingkat akhir, dulu selalu gagal diet. Setelah mencoba meal prep (menyiapkan makanan sehat di awal minggu), ia lebih mudah mengontrol kalori. Ditambah olahraga futsal rutin, berat badannya turun 8 kg dalam tiga bulan.
Tantangan dan Kesalahan Umum dalam Menjaga Berat Badan
Menjaga berat badan memang terdengar mudah, tapi praktiknya penuh tantangan.
-
Diet Instan
Banyak orang tergoda diet ekstrem (hanya makan buah, tidak makan nasi sama sekali). Hasilnya cepat, tapi biasanya tidak bertahan lama. -
Efek Yo-Yo
Setelah berhasil menurunkan berat badan, banyak yang kembali ke kebiasaan lama. Akibatnya, berat badan naik lebih cepat dari sebelumnya. -
Lingkungan Sosial
Godaan nongkrong di kafe atau pesan makanan online sering membuat niat menjaga pola makan berantakan. -
Kurang Konsistensi
Konsistensi adalah kunci. Banyak orang semangat di awal, tapi menyerah setelah dua minggu. -
Mengabaikan Faktor Tidur dan Stres
Padahal, dua hal ini sama pentingnya dengan diet dan olahraga.
Kisah nyata bisa dilihat dari banyak pekerja kantoran di Jakarta. Mereka sering menghadapi “godaan kue ulang tahun” di kantor atau ajakan makan malam bersama rekan kerja. Tantangan seperti ini membuat menjaga berat badan tidak hanya soal niat pribadi, tapi juga kemampuan mengelola lingkungan sosial.
Menjaga Berat Badan di Era Digital dan Gaya Hidup Modern
Generasi sekarang menghadapi tantangan berbeda. Hidup serba digital membuat aktivitas fisik berkurang, sementara akses makanan cepat saji semakin mudah. Namun, teknologi juga bisa jadi solusi.
-
Aplikasi Penghitung Kalori
Banyak aplikasi membantu mencatat asupan makanan harian, sehingga mahasiswa atau pekerja bisa memantau pola makan. -
Wearable Fitness Tracker
Smartwatch bisa mengingatkan untuk bergerak, menghitung langkah, bahkan memantau kualitas tidur. -
Komunitas Online
Grup media sosial tentang gaya hidup sehat membantu memberi motivasi dan tips. -
Konten Edukatif
Banyak influencer kesehatan yang berbagi resep makanan sehat atau workout singkat 15 menit yang bisa dilakukan di rumah.
Anekdot fiktif terakhir: Nisa, mahasiswi desain grafis, menggunakan aplikasi penghitung kalori di ponselnya. Setiap kali ia tergoda membeli kopi susu manis, aplikasi itu otomatis memperingatkan jumlah kalorinya. “Lama-lama saya terbiasa pilih es kopi hitam tanpa gula,” katanya.
Di masa depan, menjaga berat badan akan semakin terbantu oleh teknologi. Tapi pada akhirnya, kunci tetap ada pada diri sendiri: disiplin, konsistensi, dan komitmen jangka panjang.
Kesimpulan
Menjaga berat badan bukan sekadar soal penampilan fisik, tetapi investasi kesehatan jangka panjang. Dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, tidur cukup, dan pengelolaan stres, berat badan bisa dijaga tetap ideal.
Tantangan pasti ada, mulai dari godaan makanan, kebiasaan buruk, hingga lingkungan sosial. Namun, dengan strategi yang tepat dan dukungan teknologi, menjaga berat badan bisa menjadi kebiasaan sehat yang menyenangkan.
Bagi mahasiswa dan generasi muda, belajar menjaga berat badan sejak dini berarti menyiapkan diri untuk masa depan yang lebih sehat, lebih produktif, dan lebih percaya diri. Karena tubuh sehat adalah modal utama untuk mengejar mimpi dan menghadapi dunia yang semakin kompetitif.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Kesehatan
Baca Juga Artikel Dari: Pentingnya Mineral bagi Kesehatan: Sumber Energi Tersembunyi