0 Comments

Vaksin Dewasa, beberapa waktu lalu, saya ngobrol dengan seorang teman lama, Tika. Kami ketemu di sebuah kafe, dan seperti biasa, topiknya random. Tapi satu yang bikin saya kaget: dia baru saja dirawat karena tetanus. Dan bukan karena luka besar atau kecelakaan parah, tapi cuma karena tertusuk paku karatan saat renovasi dapur.

Waktu saya tanya, “Loh, bukannya kamu dulu udah pernah vaksin tetanus?”

Jawabannya sederhana, tapi cukup bikin saya mikir panjang:
“Iya, pas SD. Tapi udah gak pernah booster lagi.”

Dan dari situ, saya sadar: banyak dari kita—orang dewasa yang aktif, produktif, dan berpendidikan—mengabaikan satu hal penting dalam hidup: vaksin dewasa.

Kita sibuk memastikan anak-anak dapat imunisasi lengkap, tapi lupa bahwa sistem imun kita juga butuh pembaruan. Padahal, risiko penyakit tidak mengenal umur. Justru ketika dewasa, kita lebih sering terpapar, lebih rentan karena gaya hidup, dan bisa jadi penular ke orang lain.

Vaksinasi bukan cuma urusan anak-anak. Ini investasi kesehatan jangka panjang. Dan booster bukan pilihan, tapi kebutuhan.

Kenapa Orang Dewasa Butuh Booster Vaksin?

Vaksin Dewasa

Banyak orang menganggap sekali divaksin di masa kecil, maka selamanya aman. Tapi faktanya, banyak vaksin memerlukan booster untuk menjaga efektivitasnya. Ada yang efeknya menurun dalam 10 tahun, ada juga yang perlu pengulangan tiap tahun seperti vaksin influenza.

Alasan Vaksin Dewasa Itu Penting:

  1. Efek Imunisasi Menurun Seiring Waktu
    Misalnya vaksin tetanus dan difteri. Perlindungan dari vaksin masa kecil biasanya memudar dalam 10 tahun. Kalau tidak diperbarui, tubuh tak punya cukup antibodi saat infeksi menyerang.

  2. Paparan Lebih Tinggi Saat Dewasa
    Mobilitas tinggi, stres, pola makan tak teratur, atau sering kontak dengan orang banyak (seperti guru, tenaga medis, pekerja kantor) meningkatkan risiko tertular.

  3. Risiko Penyakit Berat Semakin Tinggi
    Beberapa penyakit seperti pneumonia atau hepatitis bisa lebih fatal saat menyerang dewasa karena komplikasi lebih cepat terjadi.

  4. Perlindungan bagi Lingkungan Sekitar
    Kamu bisa saja tidak sakit berat, tapi bisa jadi carrier. Dengan vaksin, kamu melindungi orang tua, bayi, atau teman kerja yang imunitasnya rendah.

Anekdot relevan: Ayah saya, yang tampaknya sehat-sehat saja, akhirnya harus dirawat karena pneumonia. Setelah dicek, ternyata belum pernah vaksin pneumokokus. Kalau saja tahu lebih awal, mungkin proses penyembuhannya bisa lebih cepat dan ringan.

Jenis-Jenis Vaksin Dewasa yang Sebaiknya Kamu Punya

Mari kita masuk ke bagian praktikal. Berikut adalah daftar vaksin dewasa yang direkomendasikan oleh organisasi kesehatan global seperti WHO, CDC, dan juga disarankan oleh Kemenkes RI.

1. Tetanus, Difteri, Pertusis (Tdap/Td)

  • Booster setiap 10 tahun

  • Penting bagi semua orang dewasa, terutama jika bekerja di lapangan

  • Untuk wanita hamil, diberikan pada trimester ketiga untuk proteksi bayi baru lahir dari pertusis

2. Influenza

  • Setiap tahun, terutama untuk lansia, ibu hamil, penderita penyakit kronis

  • Varian virus flu berubah tiap musim, maka perlu vaksinasi ulang

3. Hepatitis B

  • 3 dosis sepanjang hidup

  • Wajib bagi tenaga medis, pekerja kantoran, atau siapa pun yang aktif secara seksual

4. Hepatitis A

  • Dua dosis, terutama buat yang suka traveling ke daerah dengan sanitasi buruk

5. HPV (Human Papillomavirus)

  • Disarankan untuk pria dan wanita hingga usia 26 tahun, bahkan sampai 45 tahun dalam kondisi tertentu

  • Mencegah kanker serviks dan kutil kelamin

6. Pneumokokus (PCV dan PPSV)

  • Untuk orang >50 tahun atau penderita penyakit jantung, diabetes, atau paru

7. MR (Measles-Rubella)

  • Booster bila tidak yakin sudah kebal

  • Masih penting karena kasus campak meningkat beberapa tahun terakhir

8. COVID-19

  • Booster sesuai rekomendasi Kemenkes dan efektivitas vaksin terdahulu

  • Booster baru tersedia untuk varian terbaru

Kamu tidak harus ambil semuanya sekaligus. Tapi setidaknya tahu prioritas mana yang paling sesuai dengan risiko dan kondisi kamu saat ini.

Mitos Seputar Vaksin Dewasa yang Perlu Dibenahi

Vaksin Dewasa

Sayangnya, banyak orang dewasa masih ragu untuk vaksin bukan karena takut jarum suntik, tapi karena salah paham atau minim informasi. Nah, mari kita kupas satu-satu.

Mitos 1: “Saya kan sudah divaksin waktu kecil, cukup lah.”

→ Salah. Banyak vaksin perlu booster. Imunitas bukan paspor seumur hidup.

Mitos 2: “Vaksin itu cuma buat anak-anak.”

→ Salah besar. Dewasa bisa terkena penyakit yang lebih berat tanpa perlindungan.

Mitos 3: “Vaksin bikin sakit.”

→ Efek samping ringan seperti nyeri lengan, demam ringan itu wajar. Justru menunjukkan sistem imun kamu merespons.

Mitos 4: “Saya gak punya penyakit, jadi gak butuh.”

→ Justru vaksin itu pencegahan. Jangan tunggu sakit dulu baru cari proteksi.

Anekdot fiktif yang relatable: Reza, usia 34 tahun, aktif jogging dan makan sehat. Tapi dia kena hepatitis A setelah makan makanan jalanan saat traveling ke luar kota. “Padahal saya pikir saya gak perlu vaksin apa-apa karena merasa fit,” katanya. Setelah itu, dia rajin cek status vaksinasi tahunannya.

Cara Memulai Vaksinasi Dewasa Secara Bertahap

Kalau kamu merasa terlambat, jangan khawatir. Lebih baik mulai sekarang daripada tidak sama sekali. Berikut panduan langkah demi langkah untuk memulai perjalanan vaksinasi dewasa:

1. Cek Riwayat Vaksinasi

Kalau kamu punya buku imunisasi dari kecil—hebat! Kalau enggak, kamu bisa minta screening di klinik atau puskesmas.

2. Konsultasi dengan Dokter

Setiap orang punya kondisi berbeda. Dokter akan bantu kamu menyusun jadwal vaksinasi yang sesuai usia, aktivitas, dan kondisi kesehatan.

3. Pilih Klinik atau Rumah Sakit Terdekat

Sekarang banyak RS dan klinik punya layanan vaksin dewasa. Bahkan ada layanan home service.

4. Anggarkan Biaya

Sebagian besar vaksin dewasa tidak ditanggung BPJS, tapi kamu bisa cek paket promo atau program subsidi pemerintah. Harganya bervariasi—mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 1 jutaan, tergantung jenis vaksin.

5. Jadwalkan Booster

Catat kapan kamu harus booster berikutnya. Beberapa aplikasi kesehatan sudah menyediakan fitur reminder untuk ini.

6. Jadikan Rutinitas Tahunan

Sama seperti medical check-up, vaksinasi dewasa sebaiknya jadi bagian dari gaya hidup sehat tahunan.

Tips tambahan: Ajak keluarga atau pasangan vaksin bareng. Selain bisa hemat biaya (kadang ada promo paket keluarga), juga bikin semangat bareng-bareng untuk hidup lebih sehat.

Penutup: Jangan Tunda, Karena Kesehatan Bukan Tentang Usia

Banyak dari kita peduli pada skincare anti-aging, olahraga rutin, atau vitamin harian. Tapi lupa bahwa sistem imun juga butuh “perawatan jangka panjang”—dan vaksinasi adalah bagian utamanya.

Vaksin dewasa bukan tren, tapi kebutuhan. Bukan hanya untuk melindungi diri, tapi juga lingkungan sekitar kita.

Jadi, kalau kamu sudah lama gak cek status imunisasi, sekarang saatnya. Mulailah dengan satu vaksin. Satu langkah kecil untuk perlindungan besar.

Karena pada akhirnya, kesehatan yang kuat itu bukan soal umur… tapi soal keputusan yang kamu ambil hari ini.

Baca Juga Artikel dari: Pola Makan Seimbang untuk Gaya Hidup Sehat: Panduan Praktis

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Kesehatan

Author

Related Posts