0 Comments

Jakarta, incahospital.co.id – Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana kebiasaan kecil bisa berdampak besar pada kesehatan? Cuci tangan sebelum makan, tidak merokok di dalam rumah, atau buang sampah pada tempatnya—semuanya terlihat sederhana, tapi sejatinya merupakan bagian dari gerakan besar bernama Mengenal PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Konsep ini bukan hal baru. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan sudah lama mendorong penerapan PHBS sebagai fondasi hidup sehat masyarakat. Namun, menariknya, meskipun istilahnya sering disebut dalam kampanye kesehatan, masih banyak orang yang belum benar-benar memahami apa arti sebenarnya dari Mengenal PHBS dan bagaimana cara menerapkannya.

PHBS adalah upaya untuk memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat, sehingga mampu mencegah penyakit serta meningkatkan kualitas hidup. Artinya, bukan hanya soal menjaga diri sendiri, tapi juga tentang tanggung jawab sosial—bagaimana kita ikut menjaga lingkungan agar tetap sehat bagi semua.

Di lapangan, konsep ini menjadi sangat relevan. Misalnya, ketika pandemi melanda beberapa tahun lalu, perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun terbukti mampu menekan penyebaran penyakit secara signifikan. Dari situ kita belajar, bahwa kesehatan tidak selalu bergantung pada obat, tapi juga pada perilaku.

Ada kisah menarik dari salah satu desa di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Sebelum 2010, kasus diare anak di desa tersebut cukup tinggi. Setelah pemerintah setempat menggalakkan program PHBS—terutama melalui penyediaan air bersih dan edukasi cuci tangan—angka kejadian penyakit itu menurun lebih dari 50% dalam dua tahun. Ini bukti nyata bahwa perubahan kecil dalam perilaku bisa membawa dampak besar.

PHBS adalah investasi jangka panjang bagi kesehatan masyarakat. Ia bukan kampanye sesaat, tapi gaya hidup baru yang perlu dibiasakan di rumah, sekolah, tempat kerja, hingga fasilitas umum.

Apa Itu Mengenal PHBS dan Unsur-Unsur di Dalamnya

Mengenal PHBS

Secara sederhana, Mengenal PHBS mencakup segala perilaku yang mendukung kebersihan, kesehatan, dan kesejahteraan. Tapi secara teknis, Kementerian Kesehatan membaginya menjadi beberapa kategori berdasarkan tempat penerapannya, yaitu:

  1. Mengenal PHBS di Rumah Tangga
    Fokus pada kebiasaan sehari-hari di lingkungan keluarga. Misalnya:

    • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

    • Menggunakan air bersih dan jamban sehat.

    • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

    • Tidak merokok di dalam rumah.

    • Menimbang berat badan anak secara teratur.

    • Membersihkan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk.

  2. PHBS di Sekolah
    Anak-anak diajarkan disiplin menjaga kebersihan dan kesehatan sejak dini. Contohnya:

    • Membawa bekal sehat.

    • Membuang sampah pada tempatnya.

    • Rajin mencuci tangan sebelum makan.

    • Menjaga kebersihan ruang kelas dan toilet.

  3. PHBS di Tempat Kerja
    Lingkungan kerja yang sehat meningkatkan produktivitas karyawan. Contohnya:

    • Tidak merokok di area kerja.

    • Menyediakan air minum bersih.

    • Olahraga bersama karyawan.

    • Pemeriksaan kesehatan berkala.

  4. PHBS di Tempat Umum
    Diterapkan di tempat ramai seperti terminal, pasar, stasiun, atau tempat wisata. Prinsipnya adalah menjaga agar tempat umum tidak menjadi sumber penyakit. Misalnya:

    • Tersedianya fasilitas cuci tangan.

    • Kebersihan toilet umum.

    • Pengelolaan sampah yang baik.

  5. PHBS di Fasilitas Kesehatan
    Termasuk perilaku pasien, tenaga kesehatan, dan pengunjung agar tercipta pelayanan yang higienis. Contohnya:

    • Menggunakan masker saat batuk.

    • Tidak membawa makanan ke ruang rawat.

    • Menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak pasien.

Semua kategori ini saling berhubungan. Ketika rumah menerapkan PHBS, anak-anak otomatis membawa kebiasaan itu ke sekolah. Ketika sekolah mendukung perilaku bersih, generasi muda tumbuh dengan kesadaran tinggi terhadap kesehatan.

PHBS bukan hanya sekumpulan aturan, tapi juga budaya yang perlu dihidupkan di semua aspek kehidupan.

Dampak Positif Mengenal PHBS bagi Individu dan Masyarakat

Banyak orang mengira bahwa manfaat Mengenal PHBS hanya sebatas “tidak sakit”. Padahal, dampaknya jauh lebih luas, baik dari sisi kesehatan, ekonomi, sosial, hingga psikologis.

1. Menurunkan Risiko Penyakit Menular dan Tidak Menular

Cuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, serta konsumsi makanan bergizi terbukti menurunkan risiko penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, hipertensi, hingga diabetes. Menurut data Kemenkes, penerapan Mengenal PHBS di rumah tangga mampu menurunkan 40% kasus penyakit berbasis lingkungan.

2. Meningkatkan Produktivitas

Karyawan yang bekerja di lingkungan bersih dan sehat cenderung lebih fokus dan jarang absen karena sakit. Di tingkat nasional, ini berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas ekonomi.

3. Menghemat Biaya Pengobatan

Gaya hidup sehat berarti mencegah sebelum mengobati. Dengan menerapkan Mengenal PHBS, masyarakat bisa menekan pengeluaran untuk pengobatan penyakit menular dan kronis.

4. Meningkatkan Kualitas Lingkungan

Kebersihan lingkungan berdampak langsung terhadap kualitas hidup. Sungai yang tidak tercemar, udara yang bersih, dan sampah yang terkelola membuat masyarakat lebih nyaman dan sehat.

5. Membangun Karakter Positif dan Disiplin Sosial

PHBS tidak hanya tentang kebersihan fisik, tetapi juga tentang tanggung jawab sosial. Ketika seseorang terbiasa hidup bersih dan sehat, ia juga belajar menghargai lingkungan dan orang lain.

Di banyak daerah, penerapan Mengenal PHBS terbukti membentuk budaya baru. Contohnya di Desa Sidomulyo, Jawa Timur, warga kini rutin mengadakan “Jumat Bersih”—kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan. Kebiasaan itu bukan sekadar rutinitas, tapi telah menjadi bagian dari identitas masyarakat setempat.

Secara keseluruhan, Mengenal PHBS adalah bentuk sederhana dari pembangunan berkelanjutan. Ia menciptakan manusia yang sehat, lingkungan yang lestari, dan ekonomi yang kuat.

Tantangan dan Hambatan dalam Menerapkan PHBS

Meski terlihat mudah, kenyataannya penerapan Mengenal PHBS masih menghadapi banyak kendala di lapangan.

1. Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan Kesehatan

Banyak masyarakat yang belum memahami hubungan antara perilaku dan penyakit. Contohnya, masih ada yang menganggap cuci tangan sebelum makan tidak penting, atau membuang sampah sembarangan dianggap hal biasa.

2. Fasilitas yang Belum Merata

Di beberapa wilayah pedesaan, akses terhadap air bersih dan sanitasi masih terbatas. Tanpa infrastruktur dasar, sulit bagi masyarakat untuk menerapkan perilaku sehat secara konsisten.

3. Kebiasaan Lama yang Sulit Ditinggalkan

Perubahan perilaku adalah proses panjang. Misalnya, menghentikan kebiasaan merokok di rumah atau membiasakan anak membawa bekal sehat ke sekolah membutuhkan waktu dan pendampingan.

4. Kurangnya Pengawasan dan Contoh dari Lingkungan Sekitar

Kadang, masyarakat ingin berubah tapi tidak melihat teladan yang nyata. Jika tokoh masyarakat atau pemimpin lokal tidak ikut menerapkan PHBS, pesan kesehatan jadi sulit diterima.

Namun, tantangan ini bukan berarti tidak bisa diatasi. Banyak daerah yang berhasil meningkatkan angka penerapan Mengenal PHBS melalui pendekatan sosial dan edukatif. Misalnya, pemerintah daerah Banyuwangi melibatkan kader kesehatan desa untuk memberikan penyuluhan dari rumah ke rumah, sementara sekolah-sekolah di Bandung menerapkan program School Health Ambassador—murid yang ditugaskan menjadi penggerak PHBS di kelasnya.

Artinya, kunci keberhasilan PHBS bukan hanya pada regulasi, tapi pada kesadaran kolektif dan konsistensi.

Cara Praktis Menerapkan PHBS di Rumah dan Lingkungan

Mengubah perilaku tidak selalu membutuhkan kampanye besar. Mengenal PHBS justru efektif jika dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan konsisten setiap hari. Berikut langkah-langkah sederhana yang bisa kamu terapkan:

1. Di Rumah

  • Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah aktivitas.

  • Gunakan air bersih untuk memasak dan mencuci bahan makanan.

  • Pisahkan sampah organik dan anorganik, lalu buang di tempatnya.

  • Pastikan ventilasi rumah cukup agar udara segar bisa masuk.

  • Hindari merokok di dalam rumah atau di dekat anak-anak.

2. Di Sekolah

  • Bawa bekal sehat dan hindari jajan sembarangan.

  • Buang sampah pada tempatnya.

  • Gunakan toilet dengan benar dan jaga kebersihannya.

  • Jadilah contoh bagi teman lain dalam kebiasaan bersih dan disiplin.

3. Di Tempat Kerja

  • Gunakan tangga untuk aktivitas fisik ringan.

  • Jaga kebersihan meja kerja.

  • Hindari konsumsi minuman manis berlebihan.

  • Ajak rekan kerja olahraga bersama minimal seminggu sekali.

4. Di Lingkungan Masyarakat

  • Ikut gotong royong membersihkan selokan dan halaman.

  • Dukung kebijakan desa atau RT terkait pengelolaan sampah.

  • Edukasi anak-anak tentang pentingnya hidup bersih sejak dini.

Selain itu, gunakan media sosial untuk menyebarkan pesan positif. Banyak komunitas muda yang kini aktif mempromosikan PHBS melalui video edukasi pendek dan kampanye daring. Pendekatan ini terbukti efektif menjangkau generasi muda yang lebih digital-savvy.

Ingat, PHBS bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus.

Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Menjaga Keberlanjutan PHBS

Pemerintah memang memiliki peran penting dalam membangun sistem kesehatan masyarakat. Namun, tanpa partisipasi aktif masyarakat, PHBS tidak akan berjalan efektif.

Kementerian Kesehatan terus berupaya memperkuat strategi ini melalui program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yang salah satu komponennya adalah PHBS. Tujuannya bukan hanya menurunkan angka penyakit, tetapi juga membangun budaya hidup sehat di seluruh lapisan masyarakat.

Di sisi lain, masyarakat punya peran besar sebagai penggerak.

  • Kader posyandu bisa menjadi edukator lokal.

  • Guru menjadi panutan anak-anak di sekolah.

  • Tokoh agama dapat mengaitkan pesan kebersihan dengan nilai-nilai spiritual.

Beberapa kota besar juga mulai mengintegrasikan PHBS dalam kebijakan publik. Contohnya, DKI Jakarta mengembangkan konsep “Kampung Sehat” di mana masyarakat diajak aktif menjaga kebersihan, menanam tanaman obat keluarga, dan mengelola limbah rumah tangga.

Upaya kolaboratif seperti ini membuktikan bahwa PHBS bukan sekadar teori, tapi gerakan bersama.

Kesimpulan: Hidup Sehat Dimulai dari Diri Sendiri

“Mengubah dunia bisa dimulai dari mencuci tangan,” begitu kata seorang aktivis kesehatan di Yogyakarta saat mengisi seminar tentang PHBS. Kalimat itu mungkin terdengar sederhana, tapi sarat makna.

PHBS adalah bukti bahwa menjaga kesehatan tidak selalu membutuhkan biaya besar atau teknologi canggih. Ia dimulai dari kesadaran dan kebiasaan. Dari cara kita menjaga rumah tetap bersih, memilih makanan bergizi, hingga membuang sampah dengan benar.

Kesehatan masyarakat tidak bisa hanya diserahkan pada dokter atau rumah sakit. Ia tumbuh dari rumah ke rumah, dari individu ke komunitas, dari kebiasaan ke budaya.

Mengenal PHBS berarti mengenal cara hidup yang lebih baik—lebih sehat, lebih peduli, dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Karena pada akhirnya, hidup bersih adalah langkah pertama menuju hidup bahagia.

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Kesehatan

Baca Juga Artikel Dari: Konsumsi Vitamin: Antara Kebutuhan Tubuh Gaya Hidup Modern

Author

Related Posts