Jakarta, incahospital.co.id – Di balik rasa nyeri di sekitar dahi, pipi, dan pangkal hidung, sering kali tersembunyi satu penyebab klasik yang luput dikenali: sakit kepala sinus. Bagi banyak orang, rasa sakit ini terasa seperti tekanan berat dari dalam wajah—bukan seperti migrain biasa, bukan pula seperti pusing karena masuk angin. Tapi anehnya, masih banyak orang salah kaprah soal ini.
Sakit kepala sinus terjadi saat sinus—rongga berisi udara di dalam tulang wajah—terinflamasi. Biasanya ini disebabkan oleh infeksi, alergi, atau bahkan udara yang terlalu kering. Ketika lendir menumpuk dan tidak bisa keluar, tekanan dari dalam sinus pun meningkat. Inilah yang menyebabkan rasa sakit seperti wajah ditekan dari dalam.
Anehnya, banyak orang yang merasa punya “sakit kepala sinus”, padahal sebenarnya migrain atau sakit kepala tension biasa. Seorang dokter THT di Jakarta pernah bercerita, dari 10 pasien yang mengaku punya sakit kepala sinus, hanya 2 yang benar-benar mengalami itu. Sisanya ternyata migrain terselubung. Tapi bagaimana cara membedakannya?
Gejala Khas Sakit Kepala Sinus: Tak Sekadar Sakit di Kepala
Berbeda dari jenis sakit kepala lainnya, sakit kepala sinus punya gejala khas yang bisa dirasakan bahkan sebelum sakitnya benar-benar muncul.
Tanda-tanda khas meliputi:
-
Nyeri tumpul dan tekanan di sekitar mata, pipi, dan dahi
-
Sakit yang memburuk saat membungkuk, menunduk, atau berbaring
-
Hidung tersumbat atau meler (biasanya kental dan kuning/hijau)
-
Demam ringan
-
Kehilangan penciuman atau rasa makanan
-
Merasa lelah dan “berat” di kepala
Salah satu pasien yang tinggal di Bekasi pernah menceritakan kisahnya. Setiap musim hujan datang, ia merasa wajahnya seperti ditindih batu. Setelah bertahun-tahun mengira dirinya kena migrain, ia akhirnya didiagnosis mengalami sinusitis kronis. Setelah menjalani terapi nasal steroid dan irigasi hidung, keluhannya mereda.
Kuncinya terletak pada gejala tambahan seperti hidung mampet dan lendir tebal. Kalau sakit kepala hanya terasa berdenyut tanpa gejala sinus lain, besar kemungkinan itu bukan sakit kepala sinus.
Penyebab Sakit Kepala Sinus: Dari Flu Musiman Sampai Polusi Kota
Masyarakat urban seperti di Jakarta atau Surabaya sering mengabaikan polusi udara dan cuaca ekstrem sebagai pemicu utama sakit kepala sinus. Faktanya, kondisi ini jarang terjadi begitu saja—selalu ada pemicunya.
Beberapa penyebab umum sakit kepala sinus:
-
Infeksi sinus (sinusitis): Akut atau kronis, infeksi ini bikin sinus bengkak dan tersumbat.
-
Alergi: Debu, serbuk sari, bulu hewan, atau makanan tertentu bisa memicu pembengkakan.
-
Perubahan cuaca: Tekanan udara yang berubah drastis bisa mempengaruhi sinus.
-
Iritasi lingkungan: Asap rokok, polusi udara, parfum menyengat.
-
Masalah struktural: Septum menyimpang atau polip hidung bisa membuat aliran lendir terganggu.
Seseorang yang bekerja sebagai ojek online di Jakarta mengeluhkan sering kena sakit kepala setelah seharian berkendara di jalanan penuh asap. Setelah diperiksa, ternyata ia punya alergi terhadap polutan. Setelah rutin membersihkan hidung dengan air garam dan memakai masker N95, keluhannya berkurang drastis.
Penting juga menyadari bahwa tidur dalam ruangan ber-AC kering tanpa humidifier bisa memperparah kondisi sinus. Hidung jadi kering, lendir jadi lengket, dan kepala pun jadi nyut-nyutan.
Cara Mengatasi Sakit Kepala Sinus: Dari Obat Sampai Kebiasaan Sehari-hari
Pengobatan sakit kepala sinus harus menargetkan akar masalahnya: peradangan dan sumbatan lendir di sinus. Tanpa itu, obat penghilang nyeri hanya jadi solusi jangka pendek.
1. Obat-obatan yang Umum Digunakan:
-
Dekongestan (seperti pseudoefedrin): Membantu mengurangi pembengkakan jaringan hidung.
-
Antihistamin: Untuk penderita alergi.
-
Antibiotik: Jika terbukti infeksi bakteri.
-
Steroid semprot hidung: Mengurangi inflamasi dan membuka saluran sinus.
-
Paracetamol atau ibuprofen: Mengurangi nyeri dan demam.
Namun obat bukan satu-satunya cara.
2. Perawatan Rumahan:
-
Irigasi hidung dengan air garam (neti pot): Membersihkan lendir dan alergen.
-
Menghirup uap hangat: Membantu melegakan sinus yang tersumbat.
-
Minum banyak air: Agar lendir tetap cair.
-
Mengompres hangat wajah: Meredakan tekanan sinus.
-
Tidur dengan kepala sedikit terangkat: Menghindari tekanan berlebih di sinus.
Seorang mahasiswa kedokteran di Bandung rutin melakukan steaming wajah dengan minyak kayu putih setiap malam. Hasilnya, ia jarang kambuh, bahkan saat musim pancaroba tiba. Katanya, cara itu lebih mujarab daripada minum obat tiap minggu.
Kapan Harus ke Dokter dan Bagaimana Mencegah Kambuh?
Kadang, sakit kepala sinus tidak kunjung sembuh meski sudah melakukan berbagai cara rumahan. Inilah tanda bahwa perlu evaluasi medis lanjutan. Jika sakit kepala sinus bertahan lebih dari 10 hari, atau gejalanya makin parah, saatnya berkonsultasi dengan dokter THT.
Waspadai jika:
-
Sakit kepala disertai demam tinggi
-
Pembengkakan di sekitar mata
-
Penglihatan kabur atau ganda
-
Nyeri sangat hebat di satu sisi wajah
-
Lendir bernanah dan berbau busuk
Untuk mencegah sakit kepala sinus kambuh:
-
Jaga kebersihan lingkungan dari debu dan alergen
-
Gunakan humidifier di ruangan ber-AC
-
Minum air putih cukup setiap hari
-
Hindari merokok atau terpapar asap rokok
-
Cuci hidung dengan saline secara rutin
Pola hidup yang sehat dan perhatian terhadap udara sekitar bisa jadi benteng pertahanan paling ampuh. Bahkan, sekadar mengganti sarung bantal setiap minggu bisa membuat perbedaan besar.
Penutup: Dengarkan Wajahmu, Dengarkan Sinusmu
Sakit kepala sinus bukan sekadar rasa nyeri biasa. Ia adalah sinyal bahwa ada sesuatu di dalam wajah kita yang butuh perhatian. Dengan memahami gejalanya, mengenali penyebabnya, dan melakukan perawatan yang tepat, kita bisa mencegahnya datang lagi.
Kalau wajah terasa berat, dan rasa nyeri tak kunjung pergi, mungkin saatnya bukan hanya minum obat, tapi juga mendengarkan tubuh yang sedang bicara.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Kesehatan
Baca Juga Artikel Dari: Gagal Jantung: Ketika Jantung Tak Lagi Bekerja Maksimal