Jakarta, incahospital.co.id – Pagi itu di sebuah ruang tunggu klinik umum, seorang perempuan bernama Lita (bukan nama sebenarnya) duduk dengan raut cemas. Di tangannya tergenggam hasil pemeriksaan USG payudara yang baru ia lakukan seminggu lalu. Ada benjolan. Bukan nyeri, tapi cukup membuat panik. Kata dokter, itu bisa jadi tumor mammae.
Kalau kamu berpikir tumor mammae berarti pasti kanker, kamu nggak sendiri. Banyak orang yang langsung mengasosiasikannya begitu. Padahal, dunia medis membedakan dengan sangat jelas antara tumor dan kanker. Semua kanker adalah tumor, tapi nggak semua tumor adalah kanker.
Secara medis, tumor mammae adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada payudara. Ia bisa bersifat jinak (non-kanker) atau ganas (kanker). Dan menariknya, sebagian besar kasus tumor mammae ternyata jinak.
Kalau kamu atau orang terdekatmu mengalami hal ini, wajar banget kalau panik. Tapi, justru dengan pengetahuan yang tepat, kamu bisa mengambil langkah yang lebih tenang dan bijak.
Tipe-Tipe Tumor Mammae yang Perlu Kamu Tahu

Seperti makanan di warung padang, tumor mammae juga punya banyak “menu”. Dan mengetahui jenisnya adalah kunci awal buat menentukan langkah.
1. Fibroadenoma Mammae (FAM)
Ini nih yang paling umum. Terutama menyerang perempuan usia 15-35 tahun. FAM ini biasanya bentuknya bulat, kenyal, dan bisa digerakkan kalau disentuh. Ibaratnya seperti kelereng di bawah kulit.
Good news-nya? FAM ini jinak. Bahkan sering kali tidak perlu operasi kalau ukurannya kecil dan tidak tumbuh cepat. Tapi tetap harus dipantau, ya.
2. Kista Payudara
Kista adalah kantong berisi cairan. Biasanya muncul karena perubahan hormon, terutama menjelang menstruasi. Rasanya bisa lembek atau keras, tergantung isi dan tekanan cairan di dalamnya. Sebagian bisa hilang sendiri, sebagian perlu disedot (aspirasi) kalau mengganggu.
3. Papilloma Intraduktal
Tumor jinak ini tumbuh di saluran susu. Kadang disertai dengan keluarnya cairan dari puting, bisa bening atau berdarah. Ukurannya kecil, tapi posisinya yang di dalam membuatnya agak tricky terdeteksi tanpa USG atau mammografi.
4. Phyllodes Tumor
Yang ini agak unik. Meskipun kebanyakan jinak, ada juga jenis phyllodes tumor yang ganas. Tumbuhnya cepat, bisa besar, dan perlu diangkat untuk mencegah komplikasi.
Jadi, dari sini saja kita bisa lihat: penting banget untuk tahu jenis tumornya, bukan cuma panik karena dengar kata “tumor”.
Penyebab dan Faktor Risiko Tumor Mammae
Sampai sekarang, penyebab pasti tumor mammae belum bisa dijelaskan secara mutlak. Tapi ada beberapa faktor yang diyakini meningkatkan risiko:
-
Hormon estrogen: Perubahan kadar hormon, terutama saat pubertas, kehamilan, atau menjelang menopause, bisa memicu pertumbuhan jaringan abnormal.
-
Riwayat keluarga: Kalau ada anggota keluarga yang punya tumor mammae atau kanker payudara, risikonya bisa meningkat.
-
Gaya hidup: Diet tinggi lemak, kurang olahraga, konsumsi alkohol, dan merokok bisa memengaruhi kesehatan payudara.
-
Paparan radiasi: Terutama di usia muda, bisa berdampak pada jaringan payudara.
Tapi jangan buru-buru menyalahkan diri sendiri. Banyak juga kasus tumor mammae yang terjadi tanpa adanya faktor risiko yang jelas.
Deteksi Dini dan Diagnosis yang Menyelamatkan
Satu hal yang nggak bisa dibantah: deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa dan ketenangan hati.
Pemeriksaan yang Bisa Dilakukan:
-
Sadari (Periksa Payudara Sendiri)
Dilakukan setiap bulan, sekitar seminggu setelah haid. Cari perubahan seperti benjolan, perubahan bentuk, atau cairan dari puting. -
Klinis oleh tenaga medis
Pemeriksaan fisik oleh dokter atau bidan. Bisa menjadi langkah awal sebelum pemeriksaan lanjutan. -
USG Payudara
Cocok untuk wanita di bawah 40 tahun karena jaringan payudaranya lebih padat. -
Mammografi
Lebih disarankan untuk wanita di atas 40 tahun. Mendeteksi perubahan jaringan yang nggak bisa dirasakan secara fisik. -
Biopsi
Jika benjolan mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit jaringan untuk diteliti di laboratorium. Ini penentu apakah tumor jinak atau ganas.
Ingat, makin cepat diketahui, makin luas opsi pengobatan dan makin tinggi kemungkinan sembuh total.
Penanganan dan Harapan Baru
Begitu didiagnosis, banyak yang langsung takut harus operasi atau kemoterapi. Padahal penanganan tumor mammae itu sangat bergantung pada jenis dan ukurannya.
Untuk Tumor Jinak:
-
Observasi Rutin
Jika kecil dan tidak mengganggu, cukup dipantau setiap 6 bulan sampai 1 tahun. -
Operasi Pengangkatan
Jika tumbuh cepat, menekan jaringan sekitar, atau menyebabkan ketidaknyamanan.
Untuk Tumor Ganas:
-
Operasi Mastektomi atau Lumpektomi
Bergantung pada ukuran dan penyebaran tumor. -
Radioterapi dan Kemoterapi
Untuk membunuh sel kanker yang tersisa dan mencegah penyebaran. -
Terapi Hormon atau Targeted Therapy
Jika hasil laboratorium menunjukkan kepekaan terhadap hormon atau protein tertentu.
Berita baiknya, pengobatan kanker payudara dan tumor mammae makin hari makin canggih. Bahkan kini tersedia opsi terapi personalisasi berdasarkan genetik dan biomarker spesifik pasien.
Penutup: Menang Hadapi Ketakutan, Menang Hadapi Tumor
Kita hidup di era informasi. Tumor mammae bukan lagi “vonis” yang menakutkan, tapi bisa jadi sinyal bagi kita untuk lebih perhatian pada tubuh sendiri.
Lita—yang tadi kita ceritakan di awal—ternyata hanya punya fibroadenoma kecil. Ia tidak perlu operasi. Cuma disarankan rutin periksa tiap 6 bulan. Sekarang, ia malah aktif mengajak teman-temannya buat Sadari tiap bulan dan nggak malu lagi ngomongin soal kesehatan payudara.
Dan kamu juga bisa.
Tumor mammae adalah sesuatu yang nyata, tapi bisa dihadapi. Dengan pengetahuan yang tepat, dukungan yang hangat, dan langkah yang sigap—kita semua punya peluang untuk tetap sehat dan percaya diri.
Baca Juga Artikel dari: Lupus Eritematosus: Waspadai Gejalanya, Kenali Solusinya!
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Kesehatan
