0 Comments

Jakarta, incahospital.co.id – Pagi itu di sebuah kantor media di Jakarta, seorang rekan datang dengan wajah pucat, hidung merah, dan suara sengau. “Kayaknya gue kena flu berat, nih. Influenza,” katanya sambil menumpuk tisu di meja. Saya hanya tersenyum, lalu bertanya, “Flu biasa atau influenza beneran?” Dia mengernyit, “Bedanya apa?”

Percakapan itu adalah gambaran umum betapa seringnya flu dan influenza dianggap sama, padahal secara medis, keduanya punya perbedaan signifikan. Dalam bahasa sehari-hari di Indonesia, kata flu sering dipakai untuk semua penyakit pilek dan batuk ringan. Padahal, influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang bisa lebih berat dan kadang berisiko komplikasi serius.

Flu biasa biasanya mengacu pada gejala pilek ringan yang disebabkan oleh berbagai virus, seperti rhinovirus, coronavirus (bukan hanya SARS-CoV-2), atau adenovirus. Gejalanya mengganggu tapi jarang sampai membuat penderitanya harus istirahat total berhari-hari.

Sementara itu, influenza punya pola serangan cepat, gejala lebih berat, dan potensi bahaya yang lebih tinggi, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan orang dengan penyakit kronis.

Perbedaan Medis antara Flu dan Influenza

Flu dan Influenza

Supaya lebih jelas, mari kita bedah perbedaannya dari beberapa aspek penting:

1. Penyebab

  • Flu biasa: Disebabkan oleh banyak jenis virus, paling sering rhinovirus.

  • Influenza: Hanya disebabkan oleh virus influenza tipe A, B, atau C. Tipe A dan B yang paling sering menyerang manusia.

2. Gejala

  • Flu biasa: Hidung tersumbat atau berair, bersin-bersin, sakit tenggorokan, batuk ringan, kadang demam ringan.

  • Influenza: Demam tinggi mendadak (bisa 38–40°C), menggigil, nyeri otot dan sendi parah, kelelahan ekstrem, sakit kepala berat, batuk kering yang menetap.

3. Durasi

  • Flu biasa: 3–7 hari, jarang lebih dari seminggu.

  • Influenza: Bisa 1–2 minggu, dengan rasa lemas yang bertahan lebih lama.

4. Tingkat Keparahan

  • Flu biasa: Umumnya ringan, jarang menyebabkan komplikasi.

  • Influenza: Berpotensi menyebabkan pneumonia, bronkitis, infeksi telinga, bahkan gagal napas pada kasus berat.

Seorang dokter penyakit dalam yang pernah saya wawancarai mengatakan, “Kalau flu biasa ibarat hujan gerimis, influenza itu badai kilat. Datangnya cepat, efeknya langsung terasa di seluruh tubuh.”

Mengapa Influenza Bisa Begitu Berbahaya

Influenza bukan sekadar “flu berat”. Di dunia medis, virus influenza punya reputasi buruk karena kemampuannya bermutasi cepat. Ini yang membuat vaksin flu harus diperbarui tiap tahun. Selain itu, influenza mudah menular lewat percikan droplet saat orang batuk, bersin, atau bahkan berbicara.

Faktor risiko influenza berat:

  • Lansia (65 tahun ke atas)

  • Anak kecil (di bawah 5 tahun)

  • Ibu hamil

  • Orang dengan penyakit kronis (diabetes, asma, penyakit jantung)

  • Sistem imun lemah (penderita kanker, HIV, atau pengguna obat imunosupresif)

Di Indonesia, musim puncak kasus influenza biasanya terjadi saat musim hujan dan peralihan musim. Kondisi cuaca lembap dan perubahan suhu drastis mempermudah virus menyebar.

Yang membuat influenza berbahaya adalah komplikasinya. Misalnya, pada orang dengan asma, influenza bisa memicu serangan asma berat. Pada lansia, risiko pneumonia dan gagal napas meningkat drastis. Bahkan, WHO mencatat ratusan ribu kematian setiap tahun terkait influenza.

Pencegahan Flu dan Influenza

Menghadapi flu biasa atau influenza, prinsip utamanya sama: mencegah lebih baik daripada mengobati. Namun, untuk influenza, langkah pencegahannya perlu lebih serius.

Langkah pencegahan yang efektif:

  1. Vaksinasi Tahunan
    Vaksin flu adalah cara terbaik untuk mencegah influenza atau setidaknya mengurangi tingkat keparahan jika terinfeksi. WHO merekomendasikan vaksinasi setiap tahun karena virus terus bermutasi.

  2. Kebiasaan Hidup Bersih

    • Cuci tangan dengan sabun minimal 20 detik.

    • Gunakan hand sanitizer saat tidak ada air.

    • Hindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan.

  3. Etika Batuk dan Bersin
    Tutup mulut dengan tisu atau siku bagian dalam. Buang tisu segera, cuci tangan setelahnya.

  4. Jaga Daya Tahan Tubuh
    Tidur cukup, makan bergizi, olahraga teratur, dan kelola stres.

  5. Hindari Kontak Dekat dengan Orang Sakit
    Jika memungkinkan, beri jarak minimal 1 meter.

Saya pernah berbincang dengan seorang ibu rumah tangga yang rutin vaksin flu bersama keluarganya setiap tahun. “Anak-anak jadi jarang sakit berat, walau kadang pilek ringan tetap ada,” ujarnya. Ini bukti nyata bahwa vaksin bukan berarti kebal 100%, tapi sangat membantu mengurangi dampak.

Penanganan yang Tepat—Jangan Asal Minum Antibiotik

Banyak orang salah kaprah mengira semua sakit pilek atau demam butuh antibiotik. Padahal, flu dan influenza disebabkan virus, sehingga antibiotik tidak akan membantu—kecuali ada infeksi bakteri sekunder.

Penanganan flu biasa:

  • Istirahat cukup.

  • Minum banyak cairan.

  • Konsumsi obat pereda gejala seperti parasetamol untuk demam atau dekongestan untuk hidung tersumbat.

Penanganan influenza:

  • Sama seperti flu biasa, tapi jika gejala berat atau pasien berisiko tinggi, dokter mungkin memberikan obat antivirus (seperti oseltamivir).

  • Obat antivirus paling efektif jika diminum dalam 48 jam pertama sejak gejala muncul.

Jika muncul tanda bahaya seperti sesak napas, nyeri dada, kebingungan, atau demam tinggi yang tidak turun, segera ke fasilitas kesehatan.

Seorang perawat IGD di Jakarta pernah berkata, “Yang bikin repot itu pasien yang sudah sesak tapi baru datang setelah seminggu sakit. Influenza itu bisa berubah cepat, apalagi kalau sudah kena komplikasi.”

Penutup: Memahami, Membedakan, dan Bertindak Tepat

Flu biasa dan influenza memang punya gejala yang mirip, tapi memahami perbedaannya bisa membuat kita lebih waspada dan mengambil langkah tepat. Influenza bukan sekadar pilek berat—ia bisa berbahaya, terutama bagi kelompok rentan.

Dengan menjaga kebersihan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengikuti vaksinasi tahunan, kita bisa menekan risiko penyebaran. Dan yang terpenting, hindari pengobatan sembarangan yang justru bisa memperburuk kondisi.

Pada akhirnya, informasi yang benar adalah senjata terbaik melawan kedua penyakit ini. Karena di dunia yang semakin terhubung, satu orang yang paham bisa melindungi banyak orang di sekitarnya.

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Kesehatan

Baca Juga Artikel Dari: Telinga Berdarah: Pengalaman dan Tips Mengatasinya

Author

Related Posts