JAKARTA, incahospital.co.id – Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap imunisasi, istilah Rubella atau campak Jerman semakin sering dibicarakan. Meski dikenal sebagai penyakit ringan pada anak dan dewasa muda, rubella bisa menjadi ancaman serius bila menyerang ibu hamil.
Rubella disebabkan oleh virus Rubella, bagian dari kelompok Togavirus, yang menular melalui udara, percikan air liur, atau kontak langsung dengan penderita. Infeksi ini sering kali sulit dideteksi karena gejalanya mirip dengan flu ringan atau campak biasa.
Namun, bagi ibu hamil, terutama pada trimester pertama, virus ini bisa menembus plasenta dan menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS) — kondisi yang dapat menimbulkan cacat permanen pada janin seperti gangguan pendengaran, kebutaan, hingga kelainan jantung.
Gejala Umum Rubella

Gejala Rubella biasanya muncul 2 hingga 3 minggu setelah seseorang terinfeksi virus. Penyakit ini bersifat ringan, dan sebagian orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi.
Namun, beberapa tanda khas yang sering muncul antara lain:
-
Demam ringan hingga sedang
-
Ruam merah muda yang muncul dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh
-
Pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga dan leher
-
Sakit kepala dan nyeri sendi
-
Kelelahan dan kehilangan nafsu makan
-
Mata merah dan sensitif terhadap cahaya
Gejala ini biasanya berlangsung selama 3–7 hari. Meski tampak sepele, penderita tetap bisa menularkan virus kepada orang lain selama seminggu sebelum dan sesudah ruam muncul.
Bagi wanita hamil, infeksi rubella pada usia kehamilan di bawah 20 minggu dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat bawaan serius. Karena itu, deteksi dini dan vaksinasi menjadi sangat penting.
Cara Penularan Rubella
Virus rubella menyebar dengan cepat melalui percikan air liur (droplet) ketika penderita batuk atau bersin. Selain itu, virus juga bisa menempel di permukaan benda dan berpindah ketika seseorang menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menyentuh benda tersebut.
Penularan juga dapat terjadi dari ibu hamil ke janin melalui plasenta. Inilah mengapa pemeriksaan antibodi rubella sering menjadi bagian dari pemeriksaan pranikah atau pra-kehamilan.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penularan meliputi:
-
Tidak mendapatkan vaksin MR (Measles-Rubella)
-
Tinggal di area padat penduduk
-
Sering berinteraksi dengan anak-anak atau masyarakat luas
-
Sistem imun yang lemah karena penyakit lain
Mengingat virus rubella sangat mudah menular, langkah pencegahan menjadi kunci utama untuk memutus rantai penyebarannya.
Diagnosis dan Pemeriksaan Rubella
Untuk memastikan seseorang terinfeksi Rubella, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik serta tes darah guna mendeteksi antibodi spesifik terhadap virus ini.
Jenis pemeriksaan meliputi:
-
Tes IgM dan IgG Rubella.
-
Antibodi IgM menandakan infeksi baru atau aktif.
-
Antibodi IgG menunjukkan kekebalan yang terbentuk setelah infeksi atau vaksinasi.
-
-
Tes PCR (Polymerase Chain Reaction).
Tes ini mendeteksi keberadaan materi genetik virus pada darah atau cairan tubuh.
Pada ibu hamil, pemeriksaan ini sangat penting untuk menentukan apakah janin berisiko mengalami infeksi. Jika hasil menunjukkan infeksi aktif, dokter biasanya akan memberikan pengawasan ketat terhadap kondisi kehamilan.
Pengobatan Rubella
Tidak ada obat khusus untuk rubella, karena penyakit ini disebabkan oleh virus. Pengobatan difokuskan untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan tubuh.
Langkah-langkah pengobatan yang umum dianjurkan:
-
Istirahat cukup dan perbanyak konsumsi air putih
-
Mengonsumsi obat penurun demam seperti parasetamol bila diperlukan
-
Menghindari kontak dengan orang lain selama masa menular
-
Menjaga kebersihan tangan dan lingkungan sekitar
Pada ibu hamil, perawatan akan difokuskan pada pemantauan janin dan pencegahan komplikasi lebih lanjut. Dalam kasus tertentu, dokter dapat menyarankan pemeriksaan lanjutan seperti USG detail atau tes TORCH untuk memastikan kondisi bayi.
Pencegahan Rubella dengan Vaksin MR
Cara paling efektif mencegah Rubella adalah melalui vaksinasi. Vaksin MR (Measles-Rubella) melindungi tubuh dari dua penyakit menular sekaligus: campak dan rubella.
Program imunisasi MR telah menjadi bagian dari program nasional di Indonesia sejak 2017, dengan jadwal:
-
Anak usia 9 bulan hingga 15 tahun direkomendasikan menerima dua dosis vaksin.
-
Wanita usia subur disarankan melakukan vaksinasi MR sebelum menikah atau hamil.
Penting diingat, vaksin MR tidak boleh diberikan saat sedang hamil. Jika seseorang belum pernah divaksin dan berencana hamil, disarankan menunggu minimal 4 minggu setelah vaksinasi sebelum mencoba untuk hamil.
Selain vaksinasi, langkah pencegahan tambahan seperti memakai masker saat sakit, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan saat wabah juga tetap diperlukan.
Dampak Rubella pada Kehamilan dan Anak
Infeksi Rubella pada ibu hamil menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Bila terjadi pada trimester pertama, risiko Congenital Rubella Syndrome (CRS) meningkat tajam.
CRS dapat menyebabkan berbagai gangguan serius pada bayi, di antaranya:
-
Kelainan jantung bawaan
-
Gangguan pendengaran permanen
-
Kebutaan akibat katarak kongenital
-
Mikrosefali (ukuran kepala kecil)
-
Keterlambatan perkembangan
Menurut data WHO, sekitar 100.000 bayi lahir dengan CRS setiap tahun di seluruh dunia, terutama di negara dengan cakupan vaksinasi rendah. Karena itu, imunisasi MR dan pemeriksaan kesehatan pra-kehamilan menjadi langkah penting dalam menekan angka kasus ini.
Tips Mencegah PenularanRubella
Agar terhindar dari rubella dan memutus rantai penyebarannya, berikut beberapa tips praktis yang dapat diterapkan:
-
Lakukan vaksinasi MR sesuai jadwal.
-
Hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit.
-
Gunakan masker dan etika batuk yang benar.
-
Jaga kebersihan tangan dengan mencuci pakai sabun.
-
Konsumsi makanan bergizi dan cukup tidur untuk menjaga daya tahan tubuh.
-
Konsultasikan kondisi kehamilan dengan dokter, terutama jika belum memiliki kekebalan terhadap rubella.
Langkah-langkah ini sederhana, tetapi sangat efektif mencegah penyebaran penyakit menular seperti rubella, terutama di lingkungan keluarga dan sekolah.
Kesimpulan
Rubella mungkin terlihat ringan, namun dampaknya bisa fatal bila tidak dicegah sejak dini — terutama bagi ibu hamil dan janin. Vaksinasi MR menjadi langkah paling efektif untuk mencegah penularan dan menjaga generasi mendatang dari risiko cacat bawaan.
Kesadaran masyarakat untuk melakukan imunisasi, deteksi dini, serta menjaga kebersihan diri akan membantu Indonesia mencapai target eliminasirubella yang telah dicanangkan oleh WHO.
Rubella bukan sekadar penyakit musiman, tetapi pengingat penting tentang betapa berharganya kesehatan, pencegahan, dan solidaritas sosial dalam melindungi sesama.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Kesehatan
Baca juga artikel lainnya: Gondongan: penyebab gejala dan cara mengatasinya
